Selasa, 24 Juni 2008

tugas formatif metodologi penelitian

POPULASI DAN SAMPEL DAN TEKNIK-TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL

A. Pengertian

Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup, benda-benda, sistem dan prosedur,fenomena dan lain sebagainya.

Sedangkan sampel adalah bagian dari populasi. Pada umumnya kita bisa mengadakan penelitian kepada seluruh anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak, apa yang bisa kita lakukan adalah mengambil beberapa representatif dari suatu populasi kemudian diteliti. Representatif dan populasi ini yang dimaksud dengan sampel.

Objek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan mengumpulkan data disebut populasi. Namun dalam kegiatan penelitian untuk menjangkau keseluruhan dari objek tersebut tidak mungkin dilakukan. Untuk mengatasinya dipergunakan tehknik sampling yaitu prosedur untuk mendapatkan dan mengumpulakan karakteristik yang berada di dalam populasimeskipun data itu belum diambil secara keseluruhan melainkan hanya sebagian saja. Dan bagian dari populasi tersebut disebut sampel yang dianggap dapat mewakili populasinya.[1]

Didalam menentukan populasi penelitian tergantung batasan sepihak dari pelaksanaan semula, dan untuk pegangan dapat digunakan gambaran sebagai berikut: misalnya kita hendak melakukan penelitian tentang sistem pembinaan narapidana dilembaga pemasyarakatan. Penelitian ini mengambil permasalahan sistem pembinaanya yang dilaksanakan disuatu lembaga pemasyarakatan, dengan populasi ada beberapa kemungkinan tergantung dari keperluan dilakukannya penelitian (berupa tujuannya).

B. Tekhnik-Tekhnik/Teori Pengambilan Sampel

Sampel diambil dalam penelitian sebagai pertimbangan efisiensi dan mengarah pada sentralisasi permasalahan dengan memfokuskan pada sebagian dari populasinya. Sebagai perbandingan, seorang mencari informasi dari 100 orang akan memperoleh hasil yang lebih detail dibandingkan menggali informasi dari 1000 orang responden.

Dalam penelitian pengambilan sampel yang tepat merupakan langkah awal dari keberhasilan penelitian, karena dengan pemilihan sampel yang dilakukan dengan tidak benar akan menghasilkan temuan-temuan yang kurang memenuhi sasarannya.

Pada prinsipnya tidak ada aturan yang eksak untuk menentukan prosentase yang dianggap tepat dalam menentukan sampel, namun secara logic dengan mengambil sampel yang lebih banyak akan menghasilkan yang lebihy baik dibandingkan dengan yang kurang.[2]

Pemilihan sampel secara probabilitas ini, harus memperhatikan jumlah populasi dan sampelnya serta tanpa memperhatikan keadaan heterogenitas pada populasinya. Setiap elemen yang mempunyai kesempatan yang sama ini, apabila diukur dengan instrument atau permasalahan yang diajukan. Hal ini biasanya dikaitkan dengan sampelnya permasalahan apabila dihadapkan dengan keadaan respondenya.

Beberapa tehnik pengambilan sampel yang biasa dikenal antara lain adalah sampling acak (random sampling), sampling kelompok (cluster sampling), sampling berstrata (stratified sampling), sampling bertujuan (purposive sampling), sampling daerah atau wilayah (area sampling), sampling kembar (double sampling), dan sampling berimbang (proportional). Teknik yang disebut terakhir, yaitu sampling berimbang merupakan satu teknik yang menunjuk pada ukuran besarnya bagian sampelnya, dan penggunaannyaselalu dikombinasikan dengan teknik sampling yang lain.[3]



[1] P. Joko Subagyo, S.H, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek (Jakarta: rineka cipta, 2004),cet, ke-4.hal. 23.

[2] P. Joko Subagyo, S.H, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Op.Cit. hal. 29.

[3] Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian.(Jakarta: PT. Asdi mahasatya, 2005),cet ke-7, hal. 95.

Tidak ada komentar: